wonderfull cha

wonderfull cha
anak shalehah, cerdas dan lembut hati

Senin, 10 September 2012

anak usia BATITA perlukah pre school??

Akhir-akhir ini menyekolahkan anak di sekolah taman bermain atau play group atau Pre-School memang sedang menjadi trend. Selain itu para orangtua ingin lebih cepat mengetahui minat dan bakat anak sejak usia dini melalui pre-school mskipun sekolah itu bisa kita ciptakan sendiri di rumah. Bunda romi sapaan akrab Psikolog terkenal Dr Rose Mini mengatakan, hal itu bisa dilakukan jika orangtua terus kreatif mencari informasi seputar apa saja yang diajarkan atau diberikan pada anak dalam Pre-School. Sebab, memasukkan anak ke Pre-School justru bisa jadi membuat anak Anda jenuh. Oleh karenanya jika memang benar-benar terpaksa si kecil harus dimasukkan ke pre-school berikut tips yang harus diperhatikan para orangtua. 1. Cari sekolah yang sesuai untuk anak 2. Pilih sekolah (pre-school) yang dapat mengoptimalkan kemampuan anak 3. Jangan memaksakan anak untuk belajar. Namun, cobalah untuk mencari berbagai permainan yang dapat membantu mengembangkan kemampuan anak, dan sesuikan dengan gaya berpikir anak 4. Jalin komunikasi dengan pihak sekolah/guru untuk mengetahui perkembangan anak di sekolah. Bunda Romi berpesan jika orangtua telah menemukan sekoah yang tepat perlu diingat bahwa tanggung jawab sepenuhnya tetap berada di tangan orangtua. Bukan berarti orangtua lepas tangan setelah anak disekolahkan di Pre-School. Namun jika memang sang ibu memiliki waktu yang cukup luang, Bunda romi menyarankan sebaiknya Pre-School diciptakan di rumah, sehingga pengawasan dan perkembangan anak bisa dipantau langsung oleh sang ibu. “Kalau Pre-School bisa disediakan di rumah, untuk apa mencari di luar. Karena lebih baik dibuat sekolah sendiri di rumah. Karena bahayanya, terkadang orangtua jadi lepas tanan jika anak disekolahkan di luar. Padahal pada dasarnya setiap anak cerdas, sehingga bisa dilatih di rumah,” katanya. Wanita berambut pendek ini pun menyarankan, jika ibu ingin mendidik anaknya di rumah tak perlu repot menyiapkan berbagai alat peraga yang akan dijadikan stimulan untuk anak mengenal atau mengetahui sesuatu.Karena apapun yang ada di rumah bisa digunakan untuk menstimulasi anak. “Kita bisa menggunakan gelas, untuk mengajari anak tentang bunyi-bunyian suatu nada, jadi tak perlu biaya besar untuk membeli alat peraga dalam mendidik anak,”katanya menerangkan. Selain itu, story telling atau bercerita tidak hanya dengan kata-kata melainkan dengan gerak tubuh ternyata bisa lebih cepat diserap oleh anak ketimbang hanya dengan kata-kata tanpa ekspresi. “Membacakan buku cerita pada anak dengan ekspresi suara tiruan dan gerak tubuh yang lucu, bisa jadi membuat anak Anda tertarik mempelajari sesuatu dari buku cerita,” katanya. Jadi, cara mana yang Anda pilih untuk mengetahui minat dan bakat anak di usia dini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar